Consultant Agency for Community Based Monitoring and Feedback (CBMF)

Uraian

Menurut Kementerian Kesehatan pada Hari AIDS Sedunia 1 Desember 2018, jumlah kumulatif HIV di Indonesia mencapai 301.959 jiwa. Data tersebut berdasarkan laporan pada Juni 2018. Tercatat terdapat 108.829 kasus AIDS. Namun, hingga saat ini masih banyak di jumpai permasalahan terkait dengan HIV/AIDS. Dalam program penanggulangan HIV/AIDS selain program di layanan kesehatan juga telah dikembangkan program di sisi komunitas. Hal tersebut dilakukan untuk memperkuat komunitas dalam program penanggulangan HIV/AIDS. Salah satu fokus program adalah meningkatkan pengetahuan dan mendorong komunitas untuk mengakses layanan kesehatan dan untuk mendapatkan hak-hak mereka.

Pelibatan komunitas menjadi hal penting karena mereka adalah pihak yang memiliki kepentingan sangat tinggi terkait layanan HIV/AIDS. Yayasan Penabulu percaya bahwa pengembangan mekanisme pemantauan dan umpan balik berbasis komunitas yang komprehensif melalui pembentukan sistem informasi komunitas yang terintegrasi akan dapat meningkatkan dampak kesehatan penerima manfaat HIV dengan melindungi hak-hak mereka, memperkuat sistem kesehatan dan masyarakat, melaksanakan layanan jaminan kualitas dan penciptaan lingkungan yang kondusif.

Penabulu meyakini bahwa kesehatan masyarakat memiliki peran penting dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia, penanggulangan kemiskinan dan pembangunan ekonomi. Dalam kerja sama ini, Yayasan Penabulu melalui Tenaga Ahli akan memberikan dukungan bantuan teknis, informasi, pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan. Hasil yang diharapkan dari program ini berupa;

1. Protokol Pelaporan Kepuasan Klien
2. Protokol Pelaporan Penciptaan Lingkungan Kondusif.
3. Protokol Pelaporan Penjaminan Kualitas Program
4. Panduan Tugas dan Tanggung Jawab Tim Koordinasi.

Pendukung Program

Program ini didukung oleh Indonesia AIDS Coalition (IAC) dan Spiritia Foundation, dengan total dukungan dana sebesar Rp 195.000.000.