Lingkungan dan Perubahan Iklim
Indonesia adalah mega-biodiversity country nomor dua di dunia setelah Brazil. Indonesia juga memiliki tidak kurang dari 90 tipe ekosistem. Meskipun hanya merupakan 1,3% luas daratan di dunia, Indonesia memliki 25% spesies ikan di dunia, 17% spesies burung, 16% spesies reptil dan amfibi, 12% spesies mamalia dan 10% spesies tumbuhan bunga. Indonesia yang terdiri dari sekitar 17.500 pulau, memiliki hutan tropis terbesar di dunia setelah Brazil dengan luasan sekitar 114 juta hektar dan mencakup lebih dari setengah hutan tropis yang kini dipunyai Asia.
Pola pembangunan ekonomi tradisional akan selalu memberikan dampak berat bagi kelestarian lingkungan dan daya dukungnya bagi kehidupan manusia kini dan masa datang. Ekonomi Hijau yang kini didorongkan merupakan upaya peningkatan kesejahteraan manusia dan keadilan sosial, sembari mengurangi risiko lingkungan dan kelangkaan ekologi secara signifikan. Ekonomi Hijau adalah konsep pembangunan rendah emisi, efisien dalam pengelolaan sumber daya dan menjunjung tinggi kesetaraan sosial.
Penabulu meyakini bahwa pembangunan berkelanjutan terletak hampir sepenuhnya pada konsep ekonomi yang tepat. Jelas bahwa pembangunan rendah emisi ataupun ekonomi hijau masih memerlukan dorongan kuat dari organisasi masyarakat sipil di Indonesia.
Pertumbuhan lapangan pekerjaan dan pendapatan harus didorong oleh investasi yang mengurangi emisi dan polusi, meningkatkan efisiensi pemanfaatan energi dan sumber daya, dan mencegah hilangnya keanekaragaman hayati dan jasa ekosistem.
Program mendorong penguatan kelembagaan organisasi masyarakat sipil, koperasi dan kelompok usaha kecil menengah dalam manajemen dan kemampuan teknis pelestarian serta tata kelola usahanya, penguatan keberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam, pengembangan perangkat dan panduan, memfasilitasi dialog kebijakan pada level nasional dan lokal serta pendokumentasian praktik terbaik dan petikan pembelajaran.
- Berau NGO Capacity Building.
- Penguatan Kapasitas Kelembagaan, Pengelolaan Program, dan Pengelolaan Keuangan Mitra TFCA Kalimantan.
- Sosialisasi Permenhut No. 43/2014 dan Perdirjen No. 5/2014 mengenai Sistem Verifikasi Legalitas Kayu.
- Program Penguatan Wirausaha Kehutanan Masyarakat Berkelanjutan.
- Penggunaan Energi Air untuk Rumah Tangga dan Usaha Kakao di Kabupaten Mahakam Ulu.
- Pengembangan Master Plan Pengelolaan Lanskap Kelola Sendang.
- Membangun Usaha Masyarakat dan Perluasan Jaringan Pasar Berbasis Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) Berkelanjutan di Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur.
- Pengembangan Kemitraan Pengelolaan Lanskap untuk KELOLA Sendang.
- Small grants programme by the ASEAN centre for Biodiversity.
- Penyebarluasan Praktik-Praktik Efektif Pengelolaan Sumber Daya Kehutanan Bagi Peningkatan Mata Pencaharian Berkelanjutan Dan Narasi-Narasi Perubahan Iklim Pro-Komunitas Melalui Pemanfaatan Media Komunikasi Antar Masyarakat Pedesaan.
- Peningkatan Ketangguhan Melalui Rantai Nilai yang Sensitif Nutrisi Cerdas dalam menyiasati Iklim dan Tangguh terhadap Bencana di Sulawesi Tengah.
- Mengelola Risiko Melalui Pembangunan Ekonomi (MERD)
- Dukungan bagi SGP ACB 1 IDN: Konsultan untuk Konservasi Keanekaragaman Hayati dan Mata Pencaharian Masyarakat
- Monitoring dan Evaluasi Internal Program Mobilisasi Sumber Daya dan Penguatan Kapasitas Para Pihak dalam Upaya Penurunan Emisi di Kalimantan Timur
- Hutan untuk Kesejahteraan (FOREST4DEV)
- Pemanfaatan Kawasan Konservasi Perairan oleh Masyarakat Secara Berkelanjutan di Laut Sawu
- Mempromosikan Inisiatif Ekonomi Hijau bagi Petani Perempuan dan Pemuda pada Sektor Pertanian Berkelanjutan di Indonesia (ECHO Green)
- Amplifying Voice for Just Climate Action in East Nusa Tenggara (NTT)
- Pengembangan Draft Konsep Note/ Proposal untuk Pendanaan Inisiatif Model Kesepakatan Pembangunan Hijau di Kalimantan Timur
- Lembaga Perantara Penyaluran Dana REDD+ (LEMTARA)
- Meningkatkan peran pemuda dalam pengurangan risiko bencana
- Memperkuat Keterlibatan Efektif Perempuan Pemuda dan Kelompok Rentan Lainnya Dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam Berkelanjutan Di Indonesia
- Strengthening the supply chain and traceability for okra commodity using blockchain-based tracking and traceability tools (DAKOTA) in Grobogan, Central Java
- Assessment of Environmental and Socio-Economic Dynamics in Coffee Supply Chain of Aceh Tengah and Tanggamus Districts: Impact Analysis and Recommendations for Deforestation Reduction and Livelihood Improvement
- Pengembangan Ekosistem Pengelolaan Sampah Menuju Carbon Trade Dalam Rangka Menuju Ekonomi Hijau (SWAKELOLA TIPE III)
- Penyaluran Dana Result Based Payment (RBP) Program Forest Carbon Partnership Facility (FCPF) Carbon Fund Tingkat Nasional
- Kabupaten Berau, Kabupaten Mahakam Hulu dan Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur
- Kabupaten Putussibau, Kalimantan Barat
- Beberapa kota besar/strategis di Indonesia (Surabaya, Semarang, Yogyakarta, Cirebon, Bandung, Bali)
- Mahakam Ulu, Kalimantan Timur
- Sumatera Selatan
- Berau
- Taman Nasional Gunung Leuser dan Taman Nasional Way Kambas
- Sulawesi Tengah : Kabupaten Donggala
- Kalimantan Barat
- Nusa Tenggara Timur: Kota Kupang, Kab. Kupang, Kab. Sumba Timur, Kab. Rote Ndao, Kab. Manggarai Barat
- Kalimantan Timur
- Jawa Tengah
- Sumatera Selatan
- Grobogan, Jawa Tengah
- Aceh Tengah dan Kabupaten Tanggamus
- Jambi
- DKI Jakarta
- Panduan langkah bagi proses perencanaan, pengelolaan dan pemantauan implementasi serta pengukuran hasil dari kegiatan konservasi berbasis ekosistem.
- Lingkar LSM | Memacu Keberdayaan Masyarakat Sipil
- Unit layanan Penabulu Alliance bagi penguatan kapasitas organisasi masyarakat sipil di Inonesia khususnya pada aspek tata kelola program (perencanaan-pemantauan-evaluasi) dan tata kelembagaan.
- Jembatan Tiga | The Bridges of Sustainability
- Unit layanan Penabulu Alliance yang bekerja untuk mengembangkan model kerjasama/kemitraan antara pemerintah, swasta dan masyarakat sipil di Indonesia
- TFCA Kalimantan (Tropical Forest Conservation Act –Kalimantan)
TFCA didedikasikan Pemerintah US melalui USAID untuk mengkonversi sebagian utang Pemerintah Indonesia menjadi dukungan bagi kegiatan konservasi hutan tropis Kalimantan. Perjanjian TFCA Kalimantan melibatkan The Nature Conservancy (TNC) dan Yayasan World Wide Fund for Nature–Indonesia (WWF Indonesia) dan diadministrasika oleh Yayasan KEHATI.
- MFP 3 (Multistakeholder Forestry Programme Phase 3)
Atas dukungan DFID, Program ini dilaksanakan untuk mendukung pengembangan industri kehutanan berbasis komunitas yang efektif dari sisi hukum dan teknis yang bisa melengkapi produksi industri kehutanan, mengurangi degradasi dan deforestasi hutan, memperbaiki kejelasan tenure, meningkatkan kehidupan masyarakat, melindungi ekosistem kehutanan lingkungan, serta mitigasi perubahan iklim.
- TNC (The Nature Conservancy)
Lembaga konservasi dunia yang berupaya meningkatkan kesejahteraan Indonesia tanpa mengorbankan keberlanjutan alam bagi generasi saat ini dan mendatang dengan cara mendorong nilai penting alam, mempercepat transformasi di bidang konservasi dan pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan melalui serangkaian kegiatan pengelolaan kawasan lindung, konservasi spesies penting, dan pemberdayaan masyarakat.
- Lamin Segawi | Simpul Penguatan Kalimantan
Rumah kerja bersama (dalam bahasa Banjar), salah satu unit semi-otonom yang dikembangkan Penabulu Alliance bagi penguatan masyarakat sipil khususnya di wilayah Kalimantan Timur.
Mitra konsultan pengembangan skema, strategi, rencana, peta jalan hingga instrumentalisasi dan permodelan pembangunan berkelanjutan yang bekerja berbasiskan kajian dan riset.
- Bumi Raya Consulting
Mitra konsultan perencanaan, pemantauan dan evaluasi berkedudukan di Yogyakarta dengan spesialisasi pada isu kehutanan, terutama pengelolaan hutan berbasis masyarakat.
Millennium Challenge Account – Indonesia (MCA-Indonesia) adalah lembaga wali amanat yang dibentuk oleh Pemerintah Indonesia sebagai pelaksana Program Compact.
- ZSL (Zoological Society of London)
Didirikan pada tahun 1826, Zoological Society of London (ZSL) adalah lembaga ilmiah, konservasi dan amal pendidikan internasional yang misinya adalah untuk mempromosikan dan mencapai konservasi hewan dan habitatnya di seluruh dunia. Misi kami diwujudkan melalui ilmu pengetahuan kami yang inovatif, proyek konservasi aktif kami di lebih dari 50 negara dan dua Kebun Binatang kami, ZSL Kebun Binatang London dan Kebun Binatang ZSL Whipsnade.
- KEHATI (Yayasan Keanekaragaman Hayati)
Kehadiran Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI) sejak 12 Januari 1994 dimaksudkan untuk menghimpun dan mengelola sumberdaya yang selanjutnya disalurkan dalam bentuk dana hibah, fasilitasi, konsultasi dan berbagai fasilitas lain guna menunjang berbagai program pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia dan pemanfaatannya secara adil dan berkelanjutan.
- NTFP-EP INDONESIA (Yayasan Pengembangan Sumberdaya Hutan Indonesia)
NTFP EP Indonesia adalah jaringan kerjasama antar organisasi masyarakat sipil dan organisasi komunitas masyarakat lokal dan adat yang berbasis hasil hutan bukan kayu di Asia Tenggara dan Selatan. Bersama masyarakat lokal dan adat kami bekerja untuk memperkuat kapasitas komunitas khususnya hasil hutan bukan kayu untuk pengelolaan sumberdaya alam yang lestari.
- LPPSLH (Lembaga Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya dan Lingkungan Hidup)
LPPSLH adalah organisasi Non-Pemerintah (NGO) yang dirintis sejak tahun 1981 oleh sekelompok aktivis mahasiswa dan intelektual di Purwokerto. Berangkat dari keprihatinan atas kondisi kemiskinan dan ketidakadilan yang dialami oleh sebagian besar masyarakat. Keprihatinan tersebut diaktualisasikan melalui aktivitas pendampingan komunitas miskin, baik di kota maupun di desa. Pada tanggal 28 Februari 1987 aktivitas tersebut dilembagakan dalam badan hukum yang berbentuk yayasan.
- Mahululestari (Lestari Hulu Mahakam, Lestari Jatung Borneo)
- ASEAN centre for Biodiversity
Pusat ASEAN untuk Keanekaragaman Hayati (ACB), yang didirikan pada 2005, adalah tanggapan ASEAN terhadap tantangan hilangnya keanekaragaman hayati. Ini adalah organisasi antar pemerintah yang memfasilitasi kerja sama dan koordinasi di antara Negara-negara Anggota ASEAN (AMS) dan dengan konservasi regional dan internasional dan penggunaan keanekaragaman hayati secara berkelanjutan, dan pembagian keuntungan yang adil dan merata yang timbul dari penggunaan kekayaan alam tersebut.
Awal Kami
Awal ACB berasal dari tahun 1998 ketika kesepuluh AMS mendirikan Proyek Pusat Regional untuk Keanekaragaman Hayati (ARCBC) ASEAN dengan dukungan dana dari Uni Eropa. A) mengintensifkan konservasi keanekaragaman hayati dan b) mempromosikan jejaring kelembagaan di antara negara-negara ASEAN dan antara organisasi mitra ASEAN dan Uni Eropa. Hasil dari Proyek ARCBC dipandang sebagai proyek unggulan yang produktif. Sebelum proyek berakhir, para Menteri Lingkungan Hidup ASEAN menemukan perlunya institusi yang akan mempertahankan keuntungan dari Proyek ARCBC. Pada tahun 2005, para Menteri Lingkungan Hidup ASEAN sepakat untuk membentuk ACB.
Perjanjian Pendirian (EA) ACB disahkan oleh 10 AMS: Brunei Darussalam (19 Mei 2008), Kamboja (26 Februari 2016), Indonesia (18 Desember 2017), Laos PDR (2 Oktober 2008), Malaysia (29 April 2013) )), Myanmar (8 Juli 2009), Filipina (14 Juli 2006), Singapura (28 Oktober 2008), Thailand (19 Februari 2013), dan Vietnam (31 Oktober 2006). Perjanjian Negara Tuan Rumah antara ACB dan Filipina disahkan pada 1 September 2006 dan disetujui oleh Senat Filipina pada 14 September 2009.
Ford Foundation percaya pada martabat yang melekat pada semua orang. Tetapi di seluruh dunia, terlalu banyak orang yang dikeluarkan dari lembaga politik, ekonomi, dan sosial yang membentuk kehidupan mereka.
Selama delapan dekade, Ford Foundation memiliki misi yaitu berupaya mengurangi kemiskinan dan ketidakadilan, memperkuat nilai-nilai demokrasi, mempromosikan kerja sama internasional, dan memajukan pencapaian manusia.
Dalam menyikapi kenyataan ini, Ford Foundation dipandu oleh visi keadilan sosial — dunia di mana semua individu, komunitas, dan masyarakat bekerja menuju perlindungan dan ekspresi penuh hak asasi mereka; adalah peserta aktif dalam keputusan yang mempengaruhi mereka; berbagi secara adil dalam pengetahuan, kekayaan, dan sumber daya masyarakat; dan bebas untuk mencapai potensi penuh mereka.
Paket CARE pertama tiba di Le Havre, Prancis, pada Mei 1946, sebagai bagian dari gelombang respon pertama terhadap jutaan orang yang membutuhkan makanan dan pasokan bantuan pada akhir Perang Dunia II. Dikenal sebagai Kooperatif Remitansi Amerika ke Eropa (CARE), CARE terdiri dari 22 badan amal Amerika dengan latar belakang warga sipil, agama, koperasi, dan buruh. CARE memiliki 2,8 juta paket surplus tentara AS pada tahun 1946, masing-masing berisi cukup makanan untuk memberi makan sepuluh orang untuk satu hari, atau satu orang selama sepuluh hari. Paket berisi bahan pokok seperti mentega, susu kering, daging kaleng, dan kadang-kadang bahkan cokelat dan permen karet.
Lebih dari tujuh dekade kemudian dan terus bertambah, CARE telah berkembang menjadi salah satu organisasi penanggulangan kemiskinan terbesar di dunia, memberikan bantuan kepada orang-orang yang dilanda bencana dan dalam keaadan darurat, dan berkontribusi pada pemberdayaan ekonomi yang memperkuat mata pencaharian dalam jangka panjang, dimulai dengan perempuan dan anak perempuan yang sering terpinggirkan dan dalam keadaan rentan kemiskinan. Dari komunitas yang menghadapi kekeringan parah di Ethiopia hingga keluarga yang hancur berantakan akibat perang di Suriah dan Yaman, ini hanyalah beberapa kegiatan CARE di lebih dari 90 negara.
Di lebih dari 40 negara di dunia, hampir 6.000 anggota tim Mercy Corps bekerja berdampingan dengan orang-orang yang hidup dalam kemiskinan, bencana, konflik kekerasan, dan dampak akut dari perubahan iklim. Mercy Corps berkomitmen untuk menciptakan perubahan global melalui dampak lokal – 85 persen anggota tim kami berasal dari negara tempat mereka bekerja.
Mercy Corps membawa pendekatan komprehensif untuk setiap tantangan, mengatasi masalah dari berbagai sudut. Berkat dukungan dari komunitas global Mercy Corps yang luas, Mercy Corps telah memberikan 4 miliar USD bantuan penyelamatan untuk memenuhi kebutuhan mendesak lebih dari 220 juta orang selama hampir 40 tahun. Mercy Corps juga melampaui bantuan darurat, bermitra dengan pemerintah daerah, perusahaan yang berpikiran maju, wirausahawan sosial dan orang-orang yang tinggal di komunitas yang rapuh untuk mengembangkan solusi berani yang memungkinkan perubahan berkelanjutan.
GITEC-IGIP GmbH adalah perusahaan internasional yang menawarkan layanan konsultasi lintas disiplin untuk proyek-proyek pembangunan.
Kami telah terlibat dalam kesuksesan ratusan proyek pembangunan sejak didirikan perusahaan pada tahun 1977.
Kami mendukung klien kami dalam memimpin program pembangunan yang kompleks dan menantang dari awal hingga akhir.
Tim kami mengelola proyek secara komprehensif: komponen teknik, kerangka kelembagaan & sosial, aspek makro-ekonomi & mikro-ekonomi dan integrasi lingkungan.
GITEC-IGIP GmbH adalah anggota GITEC-IGIP Holding, yang terdiri dari jaringan permanen 15 perusahaan di Afrika, Asia, Eropa dan Amerika Selatan. Hal ini memungkinkan kami untuk membangun tim yang menggabungkan keahlian yang diakui dunia dan pengetahuan mendalam tentang keadaan di wilayah Anda.
Kami bekerja dengan orang-orang dan mitra internasional dan lokal yang memiliki catatan berkelanjutan dalam memberikan dukungan proyek yang sukses di wilayah proyek kami. Hubungan bisnis jangka panjang adalah kunci kesuksesan kami.
Staf internal kami memiliki kualifikasi yang baik dan berpengalaman dalam membantu organisasi berhasil melaksanakan proyek di bidang: Air & Sanitasi; Transportasi & Konstruksi; Sumber Daya Alam & Pembangunan Pedesaan; Lingkungan & Perubahan Iklim; Kesehatan; Bantuan pembangunan; Limbah & Energi.
MELINDUNGI • MENGUBAH • MENGINSPIRASI
Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) adalah sebuah organisasi yang mempunyai misi melindungi tanah dan air yang menjadi sandaran kehidupan.
Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) telah bekerja dalam kemitraan konservasi dengan pemerintah, masyarakat dan sektor swasta selama lebih dari 25 tahun. Memajukan solusi untuk perlindungan hayati, pengelolaan sumberdaya alam dan perubahan iklim untuk kepentingan masyarakat dan alam.
Dengan menggunakan model-model pengelolaan sumberdaya alam yang berbasis sains, YKAN memberikan solusi dalam penyusunan kebijakan dan mendorong tata kerja dan kelola yang berakibat pada bertambahnya konservasi darat dan laut di Indonesia yang dikelola secara efektif.
- Forest4Dev
Indonesia Climate Change Trust Fund (ICCTF) merupakan instrumen utama Pemerintah Indonesia dalam mengurangi intensitas emisi dan emisi gas rumah kaca melalui aksi pembangunan rendah karbon dan adaptasi terhadap dampak perubahan iklim. ICCTF juga berupaya untuk mengintegrasikan isu-isu perubahan iklim ke dalam Rencana Pembangunan di tingkat nasional, provinsi dan daerah serta melaksanakan inisiatif mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Melalui pemanfaatan dan penyaluran sumber daya domestik dan dana internasional ke dalam proyek-proyek yang sejalan dengan rencana implementasi RAN / RAD-GRK Indonesia, ICCTF mendukung target pengurangan emisi Indonesia sebesar 26% / 41%.
The Member States of the European Union have decided to link together their know-how, resources and destinies. Together, they have built a zone of stability, democracy and sustainable development whilst maintaining cultural diversity, tolerance and individual freedoms. The European Union is committed to sharing its achievements and its values with countries and peoples beyond its borders.
Yayasan Humanis dan Inovasi Sosial adalah organisasi Indonesia, yang lahir dari kolaborasi aktif antara Hivos yang berbasis di Belanda dan beberapa akademisi Indonesia yang berpikiran sama dan pemimpin masyarakat sipil yang menganut nilai-nilai dan misi Hivos.
Agenda kolaborasi semacam itu ditetapkan dalam konteks keinginan Hivos untuk menghapus kehadiran langsungnya di Asia Tenggara dengan mempromosikan desentralisasi yang tulus dan kepemilikan lokal. Sesuai dengan namanya, tujuan didirikannya entitas baru ini adalah untuk mempromosikan nilai-nilai kemanusiaan di bidang sosial, kesehatan, dan budaya yang didefinisikan dalam hal kemampuan setiap individu untuk menilai dan memutuskan secara mandiri dan bertanggung jawab, hak untuk kebebasan, martabat, dan semangat untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan toleran.
Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH) resmi dibentuk pada September 2019 dan diluncurkan pada Oktober 2019 untuk menyatukan berbagai sumber pendanaan untuk dikerahkan melalui berbagai instrumen di sejumlah sektor yang berbeda (termasuk kehutanan, energi dan sumber daya mineral, perdagangan karbon, jasa lingkungan, industri, transportasi, pertanian, kelautan dan perikanan). BPDLH adalah mekanisme pendanaan lingkungan (EF) untuk menyalurkan dan mendistribusikan dana lingkungan dan iklim untuk mendukung visi Indonesia melestarikan fungsi lingkungan dan mencegah pencemaran dan degradasi lingkungan. Hal ini mencakup upaya pencapaian komitmen Indonesia untuk mengurangi emisi GRK Indonesia dan untuk memenuhi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Tujuan BPDLH adalah menyalurkan dana melalui berbagai instrumen untuk proyek dan kegiatan tertentu yang mendukung tujuan keseluruhannya untuk meningkatkan pengelolaan dan perlindungan lingkungan, mendukung kegiatan ekonomi yang ramah lingkungan dan mengurangi emisi GRK. BPDLH bertujuan untuk menjadi lembaga pengelola dana lingkungan yang kredibel dan terpercaya yang mengelola, menghimpun, dan menyalurkan dana untuk mendukung Indonesia mencapai komitmen lingkungan dan iklimnya.
Konsulat Jenderal Australia di Makassar mempromosikan bisnis, pendidikan, hubungan antar masyarakat dan budaya antara Australia dan sebelas provinsi di kawasan timur Indonesia: Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Sulawesi Utara, Maluku, Maluku Utara dan Papua Barat. Konsulat Jenderal Australia di Makassar juga menyediakan layanan konsuler dan paspor bagi warga negara Australia di provinsi-provinsi tersebut.
Kawasan Timur Indonesia adalah wilayah yang luas dengan lebih dari 11.000 pulau dan lebih dari 51 juta orang yang memiliki warisan budaya dan bahasa yang beragam dan mendalam. Daerah ini adalah daerah yang kaya akan mineral dan sumber daya alam, memiliki zona pegunungan, pesisir dan pulau yang luas dengan keindahan alam yang luar biasa, serta laut yang kaya akan ikan dan sumber daya laut lainnya.
Australia memiliki sejarah panjang perdagangan dan hubungan dengan masyarakat Indonesia bagian timur. Misalnya, sejak setidaknya tahun 1700-an, para pedagang Makassar mencari teripang dan sumber daya lainnya dari Australia utara untuk dijual kepada pedagang dari kekaisaran Cina. Hubungan yang kuat dibangun antara orang Makassar dan penduduk asli Australia utara. Saat ini, hubungan perdagangan dan bisnis Australia dengan provinsi-provinsi di kawasan timur Indonesia berkembang pesat seiring dengan terbukanya kawasan timur Indonesia serta pembangunan pelabuhan, jembatan, bandara, dan industri baru. Pariwisata, pendidikan, dan pertanian adalah sektor kunci untuk pertumbuhan di mana bisnis, institusi, ahli, dan perusahaan sosial Australia memainkan peran yang penting. Perusahaan pertambangan dan jasa pertambangan kami telah lama berdiri dengan baik di pulau-pulau kawasan timur, dan akan terus menjadi kontributor penting bagi pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut.
Konsulat Jenderal Australia di Makassar mengembangkan dan menjaga hubungan di sebelas provinsi Indonesia, memanfaatkan keterampilan, pengetahuan dan pengalaman masyarakat Australia dan Indonesia. Kami melihat potensi yang besar untuk membangun hubungan perdagangan dan investasi yang lebih kuat di bidang pertanian, jasa pertambangan, pariwisata berkelanjutan, dan teknologi terkini; memperkuat hubungan antara sekolah dan lembaga pendidikan di Australia dan kawasan timur Indonesia; membangun koneksi dengan kelompok alumni kami yang terus berkembang; dan memperkuat hubungan antara pemerintah daerah di kawasan timur Indonesia dan Australia.
The Southeast Asian Regional Center for Graduate Study and Research in Agriculture (SEARCA) adalah adalah organisasi nirlaba yang didirikan oleh Southeast Asian Ministers of Education Organization (SEAMEO) pada tahun 1966. SEAMEO adalah organisasi internasional yang didirikan pada tahun 1965 untuk mempromosikan kerja sama di bidang pendidikan, ilmu pengetahuan, dan budaya di Asia Tenggara. SEARCA diselenggarakan oleh pemerintah Filipina di kampus University of the Philippines Los Baños (UPLB) di Los Baños, Laguna, Filipina. Misi kami adalah meningkatkan kualitas hidup keluarga petani melalui mata pencaharian yang berkelanjutan dan tangguh serta akses ke jaringan modern dan pasar yang inovatif.
Rainforest Alliance adalah organisasi nirlaba internasional yang bekerja di persimpangan antara bisnis, pertanian, dan hutan untuk menjadikan bisnis yang bertanggung jawab sebagai kenormalan baru. Kami membangun aliansi untuk melindungi hutan meningkatkan penghidupan petani dan masyarakat sekitar hutan, memajukan hak asasi mereka, serta membantu mereka dalam mengurangi dan beradaptasi terhadap krisis iklim.